Kamis, 30 Oktober 2008

Bailout yang Merisaukan

Kontribusi oleh Joseph E. Stiglitz

Tidak perlu seorang jenius untuk mengatakan bahwa sistem keuangan Amerika Serikat--sesungguhnya sistem
keuangan global itu sendiri--sedang mengalami kesulitan. Masalah yang dihadapi ekonomi dan sistem keuangan AS
sudah tampak selama bertahun-tahun. Itu rupanya tidak membuat para pemimpin negeri itu jera untuk meminta lagi
nasihat kepada orang-orang yang sama yang telah berperan dalam menciptakan kemelut itu, yang tidak melihat
persoalannya sampai mereka membawa kita ke tepi jurang Depresi Besar lagi, dan yang telah berputar-putar dari satu
bailout ke bailout lainnya untuk menyelamatkan ekonomi Amerika.
Sementara pasar global anjlok, rencana bailout itu bakal diuji lagi nanti dalam pemungutan suara di Kongres. Kongres
mungkin bisa menyelamatkan Wall Street, tapi bagaimana dengan upaya menyelamatkan ekonomi Amerika?
Bagaimana dengan para pembayar pajak yang sudah menderita akibat defisit yang belum pernah separah sekarang ini,
yang harus menanggung biaya peremajaan infrastruktur dan ongkos dua perang yang sedang berlangsung saat ini?
Dalam keadaan demikian, mampukah bailout apa pun berhasil menyelamatkan ekonomi Amerika?
Yang pasti, rencana bailout yang ditolak DPR itu sebenarnya jauh lebih baik daripada rencana yang semula diusulkan
pemerintahan Bush. Namun, pendekatan dasar bailout itu tetap cacat secara kritis. Pertama, ia bergantung--sekali lagi--
pada keekonomian trickle-down: bagaimanapun, uang yang dikucurkan ke Wall Street katanya akan menetes ke Main
Street, menolong masyarakat awam pekerja dan pemilik rumah. Keekonomian trickle-down boleh dikatakan tidak pernah
berhasil, apa lagi dalam keadaan seperti sekarang.
Lagi pula, rencana bailout itu diajukan dengan asumsi bahwa masalah mendasarnya adalah soal keyakinan dan
kepercayaan. Jelas, ini merupakan bagian dari masalah, tapi persoalan mendasarnya adalah bahwa pasar keuangan
telah melakukan pinjaman yang terbukti macet. Terjadi gelembung kredit perumahan, sementara pinjaman diberikan
berdasarkan harga yang membengkak.
Gelembung itu sudah meletus. Harga rumah mungkin akan makin anjlok, karena itu akan terjadi lebih banyak lagi rumah
yang disita, dan apa pun yang dilakukan untuk menggairahkan pasar tidak akan mengubah keadaan. Kredit macet, pada
gilirannya, telah menimbulkan bolong besar dalam neraca banyak bank yang harus ditutup. Setiap bailout oleh
pemerintah yang memberikan nilai wajar bagi aset-aset ini tidak bakal mampu berbuat apa-apa untuk menutup lubang
itu. Sebaliknya, bailout bagaikan memberikan transfusi darah yang melimpah kepada seorang pasien yang menderita
perdarahan internal yang parah.
Sekalipun rencana bailout dapat dilaksanakan dengan segera, tetap bakal terjadi kontraksi kredit. Ekonomi AS telah
bertahan berkat booming konsumsi yang dibiayai oleh pinjaman yang berlebihan, dan semua ini akan dikurangi. Negaranegara
bagian di Amerika Serikat bakal mengurangi belanjanya. Neraca rumah tangga Amerika akan terus melemah.
Suatu perlambatan ekonomi bakal memperburuk semua persoalan keuangan yang dihadapinya.
Kita sebenarnya bisa berbuat lebih banyak dengan dana yang lebih sedikit. Bolong dalam neraca lembaga-lembaga
keuangan harus ditutup secara transparan. Negara-negara Skandinavia telah menunjukkan bagaimana caranya dua
dekade yang lalu. Cara lainnya ditunjukkan Warren Buffet ketika ia memberikan ekuitas kepada Goldman Sachs.
Dengan mengeluarkan saham preferensi yang disertai warrant (opsi) kita bisa mengurangi risiko downside publik dan
menjamin mereka ikut serta dalam upside potential yang ada.
Pendekatan semacam ini bukan saja telah terbukti, tapi juga memberikan insentif dan dana yang diperlukan untuk
melanjutkan pinjaman. Ini menghindarkan kerja sia-sia mereka yang mencoba menilai jutaan hipotek yang rumit serta
produk keuangan yang bahkan lebih kompleks lagi yang menyertainya. Pendekatan semacam ini menangani apa yang
disebut sebagai masalah lemons--pemerintah terjerat oleh aset yang paling buruk atau paling overpriced, dan ini bisa
dilakukan jauh lebih cepat.
Pada saat yang sama, beberapa langkah dapat diambil untuk mengurangi penyitaan rumah. Pertama, rumah dapat
dibuat lebih terjangkau oleh masyarakat miskin dan golongan berpenghasilan menengah dengan mengubah mortgage
deduction menjadi tax credit yang dapat diuangkan. Pemerintah secara efektif menanggung 50 persen dari bunga
hipotek dan pajak real estate untuk golongan masyarakat berpenghasilan tinggi, tapi tidak berbuat apa-apa untuk
masyarakat miskin. Kedua, diperlukan, bankruptcy reform agar pemilik rumah dapat write down nilai rumahnya dan tetap
tinggal di rumah itu. Ketiga, pemerintah bisa menanggung sebagian dari biaya hipotek dengan memanfaatkan biaya
pinjamannya yang rendah.
Bedanya, pendekatan yang dilakukan Menteri Keuangan AS Henry Paulson merupakan contoh lainnya dari shell game
.: Website Resmi STEI SEBI :.
http://www.sebi.ac.id Dikembangkan oleh fozzixSystem Inc. Generated: 30 October, 2008, 18:46
yang telah menyebabkan Amerika terjerumus ke dalam kesulitan. Banyak bank investasi dan lembaga credit rating
percaya dengan kekuatan magis financial alchemy--pandangan bahwa nilai yang berarti dapat tercipta dengan slicing
and dicing, mengiris dan memotong surat-surat berharga. Pandangan baru sekarang adalah bahwa nilai riil dapat
tercipta dengan un-slicing and un-dicing--menarik aset-aset ini dari sistem keuangan dan menyerahkannya kepada
pemerintah. Namun, aset-aset itu perlu dibayar dengan harga yang tinggi yang cuma menguntungkan bank.
Pada akhirnya ada kemungkinan besar bahwa jika rencana semacam itu pada akhirnya diadopsi, maka yang dirugikan
adalah para pembayar pajak di Amerika. Dalam ekonomi lingkungan ada prinsip dasar yang disebut polluter pays
principle. Semua ini cuma persoalan ekuitas dan efisiensi. Wall Street telah mencemari ekonomi dengan limbah hipotek
beracun. Ia harus membayar ongkos membersihkan pencemaran yang dilakukannya.
Ada konsensus yang semakin luas di kalangan ekonom bahwa dana talangan berdasarkan rencana Paulson itu tidak
bakal berhasil. Jika begitu, utang nasional yang meningkat begitu besar dan kesadaran bahwa talangan sebesar US$
700 miliar itu pun tidak cukup untuk menyelamatkan ekonomi AS, akan semakin mengurangi kepercayaan dan
keyakinan dan memperparah kelemahannya.
Sementara itu, para politisi tidak mungkin berpangku tangan menghadapi krisis semacam ini. Maka, kita harus berdoa
semoga suatu kesepakatan yang dirancang dengan adonan beracun kepentingan khusus, keekonomian yang salah
arah, serta ideologi sayap kanan yang telah menghasilkan krisis ini mampu menghasilkan suatu rencana bailout yang
berhasil--atau bila gagal tidak akan menimbulkan bencana yang terlalu besar.
Perbaikan keadaan, termasuk sistem regulasi yang mengurangi kemungkinan terjadinya lagi krisis semacam ini,
merupakan satu dari sekian banyak tugas yang diwariskan kepada pemerintahan yang akan datang.

*Oleh Joseph E. Stiglitz Guru besar ekonomi pada Columbia University dan peraih Hadiah Nobel Ekonomi 2001